Articles by "Internasional"
Showing posts with label Internasional. Show all posts

Campaign about West Papua

Megaphone PAPUA – Seorang pria di Australia melakukan kampanye tentang Situasi Papua dengan memegang sebuah poster yang bertuliskan “DO YOU KNOW WHAT IS HAPPENING IN WEST PAPUA?”. Pria ini tanpa tanggung-tanggung mempertanyakan status Indonesia di West Papua, lihat selengkapnya di: Free West Papua Campaign
Ratusan orang di Canberra memprotes eksekusi terhadap Sheikh Nimr al-Nimr oleh pemerintah Saudi. (ABC News: James Fettes)
Megaphone PAPUA - Ratusan orang mengadakan unjuk rasa di depan kedutaan besar Arab Saudi di ibukota Australia, Canberra memprotes pembunuhan terhadap ulama Shiah Nimr al-Nimr.

Ulama tersebut dipancung kepalanya akhir pekan lalu setelah pihak berwenang Saudi menuduhnya menghasut para pengikutnya untuk melakukan tindak kekerasan.

Kelompok pegiat manusia mengatakan Nimr dieksekusi karena penentangannya terhadap pemerintahan Arab Saudi.

Para pengunjuk rasa menggambarkan Sheikh Nimr sebagai pembawa suara anti kekerasan terhadap ketidakadilan.

Para pengunjuk rasa ini meminta agar Komisi Hak Asasi Manusia PBB mengadakan penyelidikan independen.

Salah seorang pengunjuk rasa adalah Mohammad Syed yang sengaja datang dari Melbourne.

"Mereka (pemerintah Arab Saudi) menyebarkan rasa takut, mereka menyebarkan teror, mereka menekan warga mereka sendiri." katanya.

"Kami ingin PBB memberitahu mereka bahwa kita sekarang ini hidup di abad ke-21. Warga ingin kebebasan, hak untuk berdemokrasi."

"Kami hadir di sini memberi tahu negara-negara Barat untuk menekan Arab Saudi untuk menghormati hak warga, sebagai manusia terlepas dari kepercayaan mereka." tambah Syed.

Syed mengatakan mereka yang hadir di Canberra untuk berunjuk rasa ini berasal dari berbagai latar belakang.

"Ada yang berlatar belakang India, Pakistan, Arab, semua adalah warga negara Australia." katanya.

"Karena Australia adalah kebebasan. Australia menjunjung demokrasi dan hak dasar."

"Kami di sini beruntung karena bisa datang melakukan unjuk rasa melawan sebuah rejim, hal yang tidak bisa anda lakukan di Arab Saudi."

"Dan saya percaya protes harus dilakukan sampai Arab Saudi mengubah perilaku mereka."

Sumber: VIVA.co.id

Rekaman salah satu hasil serangan udara jet-jet Rusia terhadap basis ISIS di Suriah. | (Reuters)

Moskow, Megaphone PAPUA - Pesawat-pesawat jet tempur Rusia telah “mengamuk” di empat provinsi di Suriah dalam memberangus kelompok ISIS. Kementerian Pertahanan Rusia yang menyadap komunikasi radio menyatakan para militan ISIS mulai panik dengan serangan udara Kremlin yang nyaris tanpa henti.

Juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Igor Konashenkov, mengatakan bahwa, selama 24 jam terakhir pesawat-pesawat jet tempur Rusia telah menyerang basis-basis kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di empat provinsi di Suriah. Yaitu, Provinsi Hama, Idlib, Latakia dan Provinsi Raqqa.

Total, 64 sorti ditargetkan terhadap 63 instalasi ISIS. Di antaranya, 53 zona kaya, tujuh depot senjata, empat kamp pelatihan dan sebuah pos komando ISIS. Serangan ganas militer Rusia itu, menurut Konashenkov, melibatkan pesawat jet Sukhoi Su-24M, Su-34 dan Su-25. Selain itu Rusia juga mengerahkan pesawat jet tempur Su-30 untuk mengawal setiap serangan udara.

“Tugas tempur dicapai, semua pesawat dari gugus tugas operasi di Suriah berhasil kembali ke pangkalan udara Khmeimim,” kata Konashenkov, seperti dikutip Russia Today, semalam (11/10/2015). Menurutnya, dari data komunikasi radio yang disadap militer Rusia menunjukkan ada kepanikan yang meningkat di antara militan ISIS.

Konashenkov mencontohkan, seorang komandan ISIS di lapangan telah mendesak staf senior ISIS untuk mempercepat pasokan persenjataan dan peralatan militer. Selain Itu, komandan tersebut juga minta pemindahan bala bantuan dari Provinsi Raqqa sebagai dampak dari serangan udara Rusia.

Konashenkov, juga mengatakan bahwa angkatan bersenjata Rusia dan Amerika Serikat (AS) telah mengadakan konferensi video kedua untuk membahas operasi militer di Suriah. Kedua belah pihak mendiskusikan rincian proposal yang fokus pada komitmen Rusia dan AS untuk menjamin keamanan personel militer kedua pihak dalam menjalankan operasi militer di Suriah.


Sumber: SINDO
Peluru kendali jarak jauh Korea Utara (Foto: EPA)
Pyongyang, Megaphone PAPUA – Selain telah mengaktifkan kembali fasilitas nuklir Yongbyon, Korea Utara (Korut) juga mengumumkan rencananya untuk meluncurkan roket jarak jauh yang bisa membawa satelit -yang digambarkan pengamat luar sebagai uji coba roket militer.
Dilaporkan, peluru kendali jarak jauh tersebut memiliki jangkauan cukup luas, hingga Alaska (Amerika Serikat), Asia Tenggara termasuk Indonesia, China dan sebagian Afrika.
Namun itu tak berarti Korut sudah memiliki kemampuan peluru kendali jarak jauh, namun para pengamat menyimpulkan, itu setidaknya menunjukkan bahwa negara tersebut punya ambisi ke arah itu.
Pengumuman tentang Yongbyon merupakan pengukuhan resmi pertama bahwa Korea Utara sudah kembali mengoperasikan reaktor itu.
Sebuah lembaga AS, awal tahun ini sudah mengatakan bahwa gambar satelit menunjukkan bahwa reaktor itu sudah mulai sibuk.
Kantor berita Korea Utara, KCNA juga menyatakan bahwa negeri itu siap menghadapi sikap bermusuhan AS dengan “senjata nuklir kapan pun.”
Betapapun, seberapa jauh kemampuan nuklir Korea Utara, masih belum jelas.
Pyongyang mengaku telah membuat perangkat yang cukup kecil untuk memasang hulu ledak nuklir ke dalam peluru kendali, yang bisa diluncurkan ke arah musuh-musuh mereka.
Namun para pejabat AS meragukannya, dan para pakar mengatakan sulit sekali untuk menilai kemajuan Korea Utara ihwal ini.
Sumber: OKEZONE
Kim Jong Un (Dok/JIBI/Solopos/Reuters)
Pyongyang, Megaphone PAPUA — Korea Utara (Korut) menyatakan fasilitas nuklir utamanya  kembali beroperasi, termasuk reaktor nulir utama di Yongbyon yang ditutup 2007 lalu.
Direktur lembaga atom Korut mengatakan semua fasilitas nuklir di Yongbyon termasuk pabrik pengayaan uranium, dan 5 MW reaktor grafit-moderator diatur ulang. Semua mulai beroperasi normal.
“Jika AS dan negara lain terus-menerus menentang kebijakan DPRK [Republik Demokratik Rakyat Korea] dan bertindak buruk , DPRK  sepenuhnya siap untuk menghadapi mereka dengan senjata nuklir setiap saat,” kata kantor berita KCNA mengutip penuturan  direktur  lembaga atom yang tak disebutkan namanya seperti dilansir Reuters, Selasa (14/9/2015).
Ia menambahkan inovasi untuk mengembangkan  kualitas dan kuantitas senjata nuklir tengah dilakukan. Sementara Badan Antariksa Korut pada Senin (14/9/2015), malam mengatakan sebuah satelit baru siap diluncurkan. Hal itu mengindikasikan kemungkinan peluncuran misil balistik jarak jauh pada bulan depan.
Menurut website yang dijalankan oleh Insitut AS-Korea di Universitas Johns Hopkins, 38 North, citra satelit dari kompleks Yongbyon belum lama ini menunjukkan aktivitas baru di dua area yakni reaktor utama dan laboratorium kimia.
“Ini sudah hampir tiga tahun sejak uji coba nuklir mereka [Korut] yang terakhir dan sekarang mungkin sudah saatnya mereka menguji teknologi yang dikembangkan,” ucap Park Jiyoung,  dari Institut Asan untuk Studi Kebijakan di Seoul.
Korut yang geram atas latihan militer Korea Selatan (Korsel) dan AS  pada April 2013 menyatakan bakal kembali memulai aktivitas nuklirnya. Pyonyang menentang keras kegiatan yang mereka tuding sebagai latihan perang itu kerap melakukan uji coba penembakan rudal di tengah acara tahunan tersebut. Latihan militer gabungan AS-Korsel itu memang rutin mengundang respon kemarahan Korut meski Korsel mengatakan latihan itu merupakan latihan pertahanan.

Sumber: SOLOPOS
Konstruksi bangunan sarana persediaan uranium di kompleks prasarana nuklir Yongbyon, Korea Utara, 21 Juli 2015. 
Washington, Megaphone PAPUA - Mengumumkan bahwa sarana nuklirnya sudah kembali aktif, Korea Utara (Korut) mendapat peringatan keras dari Amerika Serikat (AS) agar tidak lagi menjadi provokasi ancaman terhadap negara-negara lain.
Pyongyang, ibukota Korea Utara, belum lama ini mengabarkan bahwa Selasa (15/9/2015) kompleks gudang nuklir yang menyimpan uranium dan reaktor pengolah plutonium, yang selama delapan tahun ini tak difungsikan, telah kembali digunakan.
Kabar yang dilontarkan pada Senin (14/9/2015) itu dikatakan memicu ketegangan di ranah dunia, apalagi setelah Korut seperti memberi isyarat akan melakukan uji peluncuran misil dan sempat menantang AS dengan senjata nuklirnya.
"Kami tidak akan menganggap Korut sedang aktif bernuklir dan karena itulah kami mendesak Korut untuk menahan diri agar tidak melakukan aksi retorik yang mengancam kedamaian dan keamanan negaranya," kata Sekretaris Pers Gedung Putih Josh Earnest.
Selain itu, pihak AS juga mengimbau Korut agar tetap fokus untuk berkomitmen membina hubungan dengan dunia internasional, ketimbang terus terjerumus dalam isolasi kesendirian.
"Sangat keliru jika Korut kembali bertindak mengancam dan provokasi, yang sebelumnya telah membuat dunia internasional sangsi terhadap Korut," ucap Asisten Sekretaris Negara AS Daniel Russel, dikutip oleh Korea Times.
Fasilitas gudang reaktor nuklir di Yongbyon, Korut, dulunya adalah tempat Korut mendapatkan stok terkait program persenjataannuklirnya, yang kemudian dinon-fungsikan pada 2007.
Pyongyang mengklaim pihaknya sudah menciptakan senjata nuklir yang siap diluncurkan untuk menghancurkan lawannya.(TIME/Korea Times)
Sumber: TRIBUN
Foto: Matthew C. Wale. (doc:www.parliament.gov.sb)
Port Moresby, Megaphone PAPUA - Matthew Wale di sela-sela pertemuan, kepada media mengatakan isu West Papua memang merupakan isu yang sensitif, perlu ada Indonesia dalam proses penyelesaiannya, diplomasi internasional memang tidak pernah memandang sesuatu dari segi moral, ini yang membuat permasalahan ini menjadi rumit.

"Seperti yang Anda tahu diplomasi internasional tidak pernah dilakukan atas dasar moral dan ini yang merubah semua menjadi rumit. Namun kami merasa karena masalah yang dihadapi masyarakat adat West Papua, imperatif moral jauh melampaui pertimbangan lain dan kami berharap bahwa para pemimpin akan naik ke tantangan dan membuat keputusan yang tepat untuk masalah ini, "kata Wale. 

Matthew Wale juga mengatakan bahwa, Solomon Island dalam hal ini memahami bahwa isu ini memang sensitif, namun pertemuan ini menjadi tempat yang baik untuk Solomon menyampaikan aspirasi Rakyat Melanesia di West Papua.

"Kami menyadari bahwa masalah ini tidak berarti mudah tetapi kita melihat waktu yang tepat dan merasakan keadaan yang tepat untuk menyampaikan aspirasi rakyat dan juga ada informasi lebih lanjut di luar sana terkait situasi terkini di Papua Barat dan Forum Kepulauan Pasifik, pemimpin melanesia memiliki kewajiban moral untuk menangani masalah ini secara bertanggung jawab, "lanjut Politikus Solomon Island ini.

Dia mengatakan orang Papua Barat adalah bagian dari Melanesia dan Pasifik dan karena itu masalah mereka relevan dengan ditangani oleh MSG dan Forum Kepulauan Pasifik.

"Pemerintah Solomon Island memahami ada sensitivitas pada masalah Papua Barat untuk keamanan Pasifik, terutama untuk Papua Nugini setelah berbatasan langsung dan juga kerja sama perdagangan antara negara-negara anggota Forum Pasifik dan Indonesia" ucap Wale.

Sementara itu Perdana Menteri PNG
Peter O'Neil sebagai ketua dalam pertemuan yang memimpin Rapat ke 46 PIF, mengatakan kepada Press bahwa isu-isu yang dibahas kemarin di tingkat Menteri dan Pejabat akan dibahas secara rinci di retreat Pemimpin setelah pernyataan hasil akan dikeluarkan.[Hugo/MP]