Foto: Soal Peninjauan Ulang Kontrak Karya PT. Feeport, source:merdekaonline.com 


Jakarta, Megaphone PAPUA - (Berita) Gubernur Papua Lukas Enembe, Majelis Rakyat Papua, DPR Papua dan DPR RI dari Dapil Papua secara tegas menolak rencana Freeport Indonesia untuk membangun smelter, diluar Provinsi Papua.
Rakyat Papua merasa heran, sebab Freeport merencanakan pembangunan Smelter di Gresik, Jawa Timur. Seluruh hasil kekayaan alam dari Papua, tapi pengelolannya kok di Gresik? ujar Lukas Enembe, didampingi Ketua Ketua MPRP, Ketua DPRP, Ketua Adat, dan Tony Wardoyo dari F-PDIP DPR RI di Gedung DPR RI Jakarta, Jumat (23/1).

Selama ini, lanjutnya, rakyat Papua justru miskin dan tertinggal akibat kekayaan PT. Freeport dibawa ke luar negeri, khususnya Amerika Serikat. Karena itu, pemerintah diminta tidak tutup mata dengan kebijakan Freeport Indonesia.

Pembangunan smelter di Gresik diperkirakan akan menghabiskan anggaran sebesar Rp 7 triliun, sedangkan masyarakat Papua hanya mendapatkan Rp 300 miliar. Karena itu, pemerintah diminta tidak tutup mata dengan kebijakan Freeport Indonesia.

Karena itu, rakyat Papua meminta Freeport Indonesia yang berinduk kepada Freeport McMoran Inc di Amerika Serikat, wajib hukumnya mewujudkan janji kemerdekaan Indonesia 1945 dan menghadirkan keadilan yang sebesar-besarnya bagi orang Papua,
Disebutkan Freeport di Papua sejak tahun 1967, investasi tembaga, emas, dan perak di yang dieksploitasi, namun Freeport McMoran tidak serius menumbuhkan ekonomi wilayah dan sangat rendah berkontribusi dalam kapasitas fiskal daerah.
Demikian pula orang asli di sekitar kawasan penambangan mengalami ketersisihan,rusaknya aliran sungai dan kawasan berburu, dan rendahnya peran serta orang Papua
.
“Kami meminta dukungan sosial politik dari DPR RI dan DPD RI agar mengawal para kementerian teknis dan Freeport Indonesia di dalam mewujudkan integrasi industri smelter di tanah Papua. Itu bagian dari realisasi dari janji para pendiri bangsa agar bumi, air, dan kekayaan alam untuk kemakmuran rakyat, khususnya rakyat Papua dalam wadah NKRI,” pungkasnya.

Ketua Majelis Rakyat Papua (MRP), Timotius Murib mengatakan jika PT Freeport Indonesia merealisasikan pembangunan smelternya di Gresik, Jawa Timur, maka masyarakat Papua akan mengusir keberadaan Freeport dari Tanah Papua.
Bagi masyarakat Papua, alasan tersebut sangat menyakitkan karena bahan baku tembaga, emas dan perak diambil dari Tanah Papua sementara untuk pengolahannya dibawa ke Gresik. Artinya, masyarakat Papua hanya diberi limbah industri,” kata dia.
Selama ini lanjutnya, kontribusi PT Freeport Indonesia terhadap Papua hanya 300 miliar rupiah tiap tahunnya. “Sementara potensi pajak dari smelter tersebut tiga kali lipat dari selama ini yang didapat oleh Papua. Belum lagi masalah lapangan pekerjaan baru yang semestinya diisi oleh anak-anak Papua,” pungakas Timotius Murib. (aya)

Sumber: Berita Sore
Share To:

https://m-papua.blogspot.com/?m=1

Post A Comment:

0 comments so far,add yours