Presiden Joko Widodo memberikan gambaran makro ekonomi Indonesia dalam silaturahmi dengan dunia usaha di Jakarta Convention Center, Kamis (9/7/2015). Dalam acara tersebut, Presiden berdiskusi terkait tantangan ekonomi bersama 400 ekonom yang merupakan bagian dari Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia.

Jakarta, Megaphone PAPUA - Belanja pemerintah pada semester II tahun 2015 ini diragukan mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Sebab, kontribusi penyerapan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) terhadap pertumbuhan ekonomi dalam 10 tahun terakhir hanya 8,5 hingga 9 persen. 

"Publik sangat berharap ekonomi akan berjalan setelah APBN cair. Kontribus APBN dalam delapan hingga 10 tahun terakhir hanya 8,5 hingga 9 persen. Kalau diharapkan akan mendongkrak situasi, sekarang ini saya ragu," kata Komisioner Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), Nawir Messi dalam diskusi Populi Center yang digelar SmartFM di Jakarta, Sabtu (22/8/2015). 

Menurut dia, mustahil bagi pemerintah mengubah pola pertumbuhan ekonomi dalam waktu singkat. Apalagi, pertumbuhan ekonomi sebagian besar disumbang dari konsumsi rumah tangga. 

"Kita enggak bisa ubah pola pertumbuhan dengan kontribusi APBN yang hanya 8,5 hingga 9 persen dibandingkan dengan konsumsi rumah tangga yang kontribusinya 58 hingga 60 persen," tutur dia. 

Nawir juga menyampaikan bahwa data yang dirilis Bank Indonesia menunjukkan rendahnya harapan masyarakat terhadap perekonomian Indonesia. Hingga Januari tahun depan, masyarakat memprediksi perekonomian Indonesia terus turun. 

Pandangan pesimistis masyarakat ini dinilainya berimplikasi terhadap melemahnya daya beli. Masyarakat cenderung memilih untuk menyimpan uangnya di bank ketimbang membelanjakannya. Fenomena ini dinilainya bakal memperkeruh keadaan jika Bank Indonesia tidak menurunkan suku bunga acuan (BI rate). 

"Kita lihat tabungan di keuangan partai mulai meningkat, orang enggak mau belanja dan menaruh uangnya di bank dan BI enggak mau nurunin suku bunga. Kalau di Jepang, meskipun menurunkan suku bunga hampir nol persen, orang tetap menaruh uangnya di bank," tutur dia.


Sumber: KOMPAS
Share To:

https://m-papua.blogspot.com/?m=1

Post A Comment:

0 comments so far,add yours