MENKO PEREKONOMIAN DARMIN NASUTION/NET |
RMOL. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang
tak kunjung membaik, bahkan merosot makin dalam bakal bikin tidur Menko
Perekonomian Darmin Nasution tidak nyenyak. Pada perdagangan kemarin,
rupiah terus melorot mendekati level Rp 13.900 per dolar AS. Kalau tak
segera diatasi, bisa jadi kondisi ini lebih buruk dari tahun 1998.
Merujuk data Bloomberg kemarin, sejak pagi hingga siang, nilai tukar rupiah berada di kisaran level Rp 13.850 per dolar AS. Lepas siang, otot mata uang garuda loyo hingga rupiah oleng dan nyungsep ke level Rp 13.916. Beruntung, pada sesi penutupan, rupiah kembali bangkit dan bertengger di angka Rp 13.866 per dolar AS.
Sementara, mengutip kurs tengah Bank Indonesia (BI), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali melemah 0,1 persen menjadi Rp 13.838 per dolar AS dari perdagangan sebelumnya yang berada di level Rp 13.824.
Nilai tukar rupiah memang makin jeblok. Pekan ini rupiah terus bergerak di kisaran Rp 13.800, yang sebelumnya berada pada angka Rp 13.400-13.500.
Apa kata pemerintah? Menko Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, lemahnya nilai tukar rupiah lantaran belum ada dolar masuk ke Indonesia. Yang ada, dolar justru berhamburan keluar. Kondisi ini diperparah dengan faktor eksternal, yakni dampak devaluasi yuan dan kondisi sosial politik di Malaysia yang ikut menekan rupiah.
Sebab itu, menurut Darmin, keputusan investasi mesti dilakukan secara cepat untuk meningkatkan nilai tukar rupiah. "Dalam situasi tak ada pasokan dolar masuk dari luar, maka rupiah melemah. Itu sebabnya putusan investasi seperti ini penting untuk cepet buka pintu masuk dolar," kata Darmin, yang mengaku sudah memutuskan untuk membagi dua proyek Light Rail Transit (LRT) yang selama ini tak menemui titik temu, kemarin.
Hal senada disampaikan Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro. Kata dia, kurs rupiah saat ini sulit menguat karena nilai mata uang negara lain sedang dalam kondisi melemah.
Menghadapi situasi ini, Bank Indonesia (BI) mengeluarkan 7 jurus untuk menguatkan otot mata uang garuda agar tak lagi loyo. Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Monoter BI, Juda Agung mengatakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sudah di luar batas kewajaran. Bila dibiarkan, penguatan dolar yang mendekati Rp 13.900 ini bisa mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan stabilitas perekonomian.
Tujuh jurus itu antara lain, BI akan melakukan intervensi untuk mengendalikan volatilitas nilai tukar rupiah dengan menggunakan cadangan devisa. Kedua, melakukan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder, namun tetap memperhatikan dampak ketersediaan SBN untuk masuknya dana asing dan likuiditas pasar. Terakhir, BI akan melakukan koordinasi dengan pemerintah dan Bank Sentral negara lain untuk memperkuat cadangan devisa.
Pengamat ekonomi dari Universitas Islam Indonesia (UII) Prof Edi Suwandi Hamid mengatakan, turunnya nilai tukar rupiah akan membuat Darmin sulit tidur. Kalau tidak segera diatasi, kondisi ini akan lebih parah dari krisis 1998,
Dia bilang, masuknya Darmin dalam Kabinet Kerja diharapkan bisa memperbaiki pertumbuhan ekonomi yang sedang loyo. Dari sisi ekonomi, Darmin yang juga Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia punya segudang pengalaman dan tidak diragukan kemampuannya.
"Untuk mengelola perekonomian, dia punya basic knowledge yang jelas dan pemikiran yang tangguh," kata Edi, saat dikontak Rakyat Merdeka, kemarin.
Namun, kata Edi, soal ekonomi tidak tergantung pada Darmin sendiri. Menteri-menteri yang ada di bawahnya ikut berperan dalam menumbuhkan perekonomian. "Kepemimpinan Darmin untuk mengkoordinasi dan memberikan inspirasi kepada kementerian-kementerian lain itu yang akan membuat dia sering begadang," ujarnya.
Analis pasar uang Bank Mandiri Reny Eka Putri mengatakan, saat ini investor masih tetap memburu dolar AS dikarenakan prospek ekonomi Amerika Serikat dinilai lebih baik dibanding negara maju lainnya. ***
Merujuk data Bloomberg kemarin, sejak pagi hingga siang, nilai tukar rupiah berada di kisaran level Rp 13.850 per dolar AS. Lepas siang, otot mata uang garuda loyo hingga rupiah oleng dan nyungsep ke level Rp 13.916. Beruntung, pada sesi penutupan, rupiah kembali bangkit dan bertengger di angka Rp 13.866 per dolar AS.
Sementara, mengutip kurs tengah Bank Indonesia (BI), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali melemah 0,1 persen menjadi Rp 13.838 per dolar AS dari perdagangan sebelumnya yang berada di level Rp 13.824.
Nilai tukar rupiah memang makin jeblok. Pekan ini rupiah terus bergerak di kisaran Rp 13.800, yang sebelumnya berada pada angka Rp 13.400-13.500.
Apa kata pemerintah? Menko Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, lemahnya nilai tukar rupiah lantaran belum ada dolar masuk ke Indonesia. Yang ada, dolar justru berhamburan keluar. Kondisi ini diperparah dengan faktor eksternal, yakni dampak devaluasi yuan dan kondisi sosial politik di Malaysia yang ikut menekan rupiah.
Sebab itu, menurut Darmin, keputusan investasi mesti dilakukan secara cepat untuk meningkatkan nilai tukar rupiah. "Dalam situasi tak ada pasokan dolar masuk dari luar, maka rupiah melemah. Itu sebabnya putusan investasi seperti ini penting untuk cepet buka pintu masuk dolar," kata Darmin, yang mengaku sudah memutuskan untuk membagi dua proyek Light Rail Transit (LRT) yang selama ini tak menemui titik temu, kemarin.
Hal senada disampaikan Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro. Kata dia, kurs rupiah saat ini sulit menguat karena nilai mata uang negara lain sedang dalam kondisi melemah.
Menghadapi situasi ini, Bank Indonesia (BI) mengeluarkan 7 jurus untuk menguatkan otot mata uang garuda agar tak lagi loyo. Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Monoter BI, Juda Agung mengatakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sudah di luar batas kewajaran. Bila dibiarkan, penguatan dolar yang mendekati Rp 13.900 ini bisa mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan stabilitas perekonomian.
Tujuh jurus itu antara lain, BI akan melakukan intervensi untuk mengendalikan volatilitas nilai tukar rupiah dengan menggunakan cadangan devisa. Kedua, melakukan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder, namun tetap memperhatikan dampak ketersediaan SBN untuk masuknya dana asing dan likuiditas pasar. Terakhir, BI akan melakukan koordinasi dengan pemerintah dan Bank Sentral negara lain untuk memperkuat cadangan devisa.
Pengamat ekonomi dari Universitas Islam Indonesia (UII) Prof Edi Suwandi Hamid mengatakan, turunnya nilai tukar rupiah akan membuat Darmin sulit tidur. Kalau tidak segera diatasi, kondisi ini akan lebih parah dari krisis 1998,
Dia bilang, masuknya Darmin dalam Kabinet Kerja diharapkan bisa memperbaiki pertumbuhan ekonomi yang sedang loyo. Dari sisi ekonomi, Darmin yang juga Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia punya segudang pengalaman dan tidak diragukan kemampuannya.
"Untuk mengelola perekonomian, dia punya basic knowledge yang jelas dan pemikiran yang tangguh," kata Edi, saat dikontak Rakyat Merdeka, kemarin.
Namun, kata Edi, soal ekonomi tidak tergantung pada Darmin sendiri. Menteri-menteri yang ada di bawahnya ikut berperan dalam menumbuhkan perekonomian. "Kepemimpinan Darmin untuk mengkoordinasi dan memberikan inspirasi kepada kementerian-kementerian lain itu yang akan membuat dia sering begadang," ujarnya.
Analis pasar uang Bank Mandiri Reny Eka Putri mengatakan, saat ini investor masih tetap memburu dolar AS dikarenakan prospek ekonomi Amerika Serikat dinilai lebih baik dibanding negara maju lainnya. ***
Sumber; RMOL
Post A Comment:
0 comments so far,add yours