Karyawan PT. Freeport Indonesia di kawasan Grasberg Mine, Tembagapura, Mimika, Papua, 15 Februari 2015. PT Freeport Indonesia telah melakukan eksplorasi tambang Grassberg Mine sejak 25 tahun lalu, Sebanyak 1,5 miliar ton ore (tembaga mentah) Grassberg telah dieksplorasi Freeport. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa

Tembagapura, Megaphone PAPUA - Salah satu proyek tambang bawah tanah terbesar milik PT Freeport Indonesia, yakni tambang Deep Mill Level Zone (DMLZ), akan mulai berproduksi pada tengah September tahun ini.

"Untuk produksi awal pada 15 September diperkirakan mencapai 10 ribu ton per hari," ujar Vice President Underground Mine Operations Hengky Rumbino, Selasa, 18 Agustus 2015.

Produksi tambang DMLZ ini akan menambah kontribusi tambang bawah tanah milik Freeport. Sebelumnya, Freeport juga telah memproduksi dari tambang Big Gossan sebanyak 60 ribu ton per hari. Dijumlah secara keseluruhan, total produksi dari tambang bawah di pertengahan September nanti bisa mencapai 70 ribu ton per hari.

Menurut Hengky, tambang DMLZ akan mencapai produksinya pada 2021 dengan hasil produksi 80 ribu ton per hari. Ditambah dengan produksi dari tambang bawah tanah lainnya yang menyusul untuk dikembangkan, diperkirakan produksi tambang bawah tanah Freeport secara keseluruhan bisa mencapai hingga 260 ribu ton per hari pada 2021.

Saat ini Freeport memiliki dua tambang yang telah berproduksi. Tambang terbuka Grasverg dan tambang bawah tanah. Dari hasil penambangan di kedua area tersebut, Freeport menghasilkan produksi bijih rata-rata 117.965 ton per hari dengan kontribusi paling besar dari tambang Grasberg sebanyak 80 persen. 

Pada 2016 diperkirakan tambang terbuka Grasberg mulai mengalami penurunan produksi. Karena itu, untuk tetap mempertahankan kapasitas produksi, pabrik pengolahan Freeport memulai proyek ekspansi tambang bawah tanah.

GUSTIDHA BUDIARTIE

Sumber: TEMPO
Share To:

https://m-papua.blogspot.com/?m=1

Post A Comment:

0 comments so far,add yours