Gedung PBB|Foto: Routers.
New York, Megaphone PAPUA - Keputusan Israel untuk mengubah undang-undang terkait aksi pelemparan batu yang kerap dilakukan oleh penduduk Palestina dan memaksa makan tahanan yang mogok makan mendapat perhatian serius dari PBB. PBB menilai, perubahan undang-undang itu hanya akan mengancam dan memperburuk masalah HAM bagi negara zionis itu.

Kepala urusan politik PBB, Jeffrey Feltman, juga mengatakan, Dewan Keamanan PBB merasa prihatin dengan keputusan Israel untuk memperpanjang penggunaan sanksi administratif dan menyerukan agar semua tahanan di bebaskan.

Sebelumnya, sidang kabinet Israel pada awal Agustus lalu memperpanjang apa yang disebut dengan sanksi administratif. Sanksi ini hanya diterapkan kepada kelompok militan Palestina dan mengundang kecaman dari dunia internasional.

Undang-undang ini juga gagal mengekang serangan dari kelompok ultra nasionalis Yahudi yang berujung pada peristiwa pembakaran rumah warga Palestina yang menewaskan seorang bayi dan ayahnya.

"Kekerasan ini dimungkinkan karena diciptakan dari lingkungan sebagai hasil dari kebijakan panjang Israel terhadap pemukiman ilegal," kata Feltman seperti dikutip dari Arab News, Kamis (20/8/2015).

Selain itu, Parlemen Israel juga memberlakukan hukuman berat hingga 20 tahun penjara bagi mereka yang diketahui melempari kendaraan dan jalan-jalan di Israel dan pemaksaan untuk makan bagi tahanan yang mogok makan.

"Sikap hati-hati harus dikedepankan untuk menangani masalah Hak Asasi Manusia yang menjadi penyebab para tahanan melakukan protes seekstrim itu, termasuk penahanan administratif berkepanjangan," katanya lagi.

Dia mengatakan, undang-undang pelemparan batu akan memberi efek yang disproporsional. Amerika Serikat (AS) sebelumnya telah mencoba mensponsori pembicaraan damai namun terhenti sejak April 2014. Alhasil, kekerasan terus meningkat. Perang di Jalur Gaza pada tahun lalu menewaskan lebih dari 2.100 warga Palestina yang kebanyakan warga sipil dan 67 tentara dan enam warga sipil Israel tewas.

"Risiko tingginya eskalasi di Israel dan Palestina dapat dilihat secara gamblang. Dalam beberapa bulan terakhir, kita telah menyaksikan kejahatan yang didasari oleh kebencian oleh kelompok ekstrimis, kekerasan balasan yang tercela, provokasi di tempat-tempat suci Yahudi, dan yang mengkhawatirkan peningkatan serangan roket yang diluncurkan dari Gaza ke Israel," tuturnya.


(esn)

Sumber: SINDOnews
Share To:

https://m-papua.blogspot.com/?m=1

Post A Comment:

0 comments so far,add yours