![]() |
| Foto: Dok BBC Indonesia |
Jakarta, Megaphone PAPUA - Penurunan saham di China memicu kejatuhan tajam bursa saham di Asia, Eropa, dan Amerika Serikat. Mengapa pengaruhnya begitu signifikan?
Ada apa di balik kejatuhan saham di China?
Penjelasan yang lebih luas adalah pertumbuhan ekonomi di China melambat dan ada kekhawatiran bahwa perpindahan dari perlambatan ekonomi ke tingkat pertumbuhan yang lebih berkelanjutan akan mengganggu pasar.
Selain itu, ada lonjakan di pasar saham China. Indeks utama Shanghai naik lebih dari dua kali lipat dalam 12 bulan sampai pertengahan Juni. Hal itu disebabkan oleh pembelian saham menggunakan uang pinjaman, sehingga saat pasar mulai menurun banyak investor yang memutuskan - atau telah - menjual investasi mereka demi membayar utang. Aksi ini memperparah kejatuhan yang terjadi pada awal.
Ada faktor-faktor spesifik yang mendorong penurunan saham terjadi lebih rendah pada hari-hari tertentu. Pada hari-hari ini, Bank Sentral China tidak melakukan langkah apa-apa, seperti mereka tidak mengambil langkah untuk mendorong pinjaman bank, dan ini mengecewakan investor yang berpikir bank akan mengambil langkah tersebut. Namun stimulus itu tidak ada dan saham jatuh secara tajam.
Apa artinya buat dunia?
Dampak langsung turunnya harga saham di China sebenarnya sedang saja. Di pasar China, tak cukup banyak investasi asing, sehingga tak menjadi masalah. Menurut konsultan di London, Capital Economics, orang asing hanya punya 2 persen saham.
Kini yang menjadi kekhawatiran adalah apakah ini menjadi cerminan masalah perlambatan ekonomi yang lebih besar di China yang berdasar pada devaluasi yuan awal bulan ini.
Sebagian besar warga China tak memiliki saham, tapi mereka mengalami dampak lain dari perlambatan ekonomi
Turbulensi pasar keuangan di China menyoroti isu ini: apakah ekonomi mereka menuju ke pendaratan yang keras, atau perlambatan yang terlalu tajam?
China kini menjadi kekuatan besar dalam ekonomi global sehingga mau tak mau akan mempengaruhi seluruh dunia. Selain menjadi ekonomi terbesar kedua dunia, China juga menjadi importir kedua terbesar layanan barang dan jasa.
Bukan hanya saham
Harga komoditas lainnya juga ikut terpengaruh, terutama minyak mentah. Masalah di China ikut mendorong harga minyak setelah penurunan dramatis dalam paruh kedua tahun lalu. Harga minyak mentah Brent sudah jatuh sepertiga sejak pertengahan Juni, saat mulai terjadi penurunan bursa saham.
China adalah pembeli komoditas industri yang besar sehingga kemungkinan menjual lebih sedikit barang ke sana ikut menurunkan harga tembaga dan aluminium, misalnya.
Dalam beberapa minggu terakhir, emas sudah kembali menguat (meski masih lebih rendah sejak penurunan pasar saham China awal Juni lalu). Emas dianggap sebagai investasi yang lebih aman, perlindungan terhadap inflasi dan ketidakstabilan keuangan lanjutan.
Jatuhnya harga saham di China juga ikut menaikkan beberapa mata uang yang dilihat sebagai investasi aman, seperti yen dan franc Swiss.
Dolar AS juga punya potensi yang sama. Namun dampak langsungnya adalah investor berpikir kenaikan suku bunga yang mereka harapkan dari Federal Reserve bisa ditunda karena guncangan ini. Prospek bahwa aset AS akan mendapat keuntungan lebih kecil dari yang sebelumnya diperkirakan kemudian melemahkan dolar AS.
Selain menjadi ekonomi terbesar kedua dunia, China juga menjadi importir kedua terbesar layanan barang dan jasa.
Efek 'safe haven' juga mengurangi biaya peminjaman di Amerika Serikat dan Jerman, beberapa di antaranya.
Bagaimana dengan penduduk China?
Mereka yang meminjam uang untuk membeli saham dalam beberapa bulan terakhir mengalami dampak terparah. Tapi sebagian besar orang tak memiliki saham - hanya satu per 30 orang, menurut Capital Economics.
Buat kebanyakan warga China, masalah yang lebih besar adalah kesehatan ekonomi negara tersebut. Jika China bisa melakukan transisi ke tingkat pertumbuhan yang lebih lambat dan lebih berkelanjutan, ekonomi masih cukup cepat untuk meningkatkan standar hidup buat sebagian besar orang. Perlambatan yang lebih mengganggu akan menyebabkan kegagalan bisnis dan kehilangan pekerjaan.
Apa langkah pemerintah China selanjutnya?
Mereka punya beberapa opsi untuk menstimulasi ekonomi yang bisa berdampak pada pasar saham. Mereka bisa memotong suku bunga, mengurangi aturan-aturan pinjaman di bank, atau bisa meningkatkan belanja. Pemerintah China juga bisa mendorong yuan turun lebih jauh lagi untuk mendorong ekspor.
Apakah kita harus khawatir?
Ada pandangan berbeda tentang seberapa sehat sebenarnya ekonomi China, namun krisis di sana akan berdampak serius bagi dunia, terutama bagi pembeli komoditas industri seperti minyak, tembaga, dan bijih besi.
(rhs)
Sumber: Okezone

Post A Comment:
0 comments so far,add yours