Seorang menyaksikan sebuah kapal yang tengah bersandar diterjang gelombang air laut (sumber: Antara/Andreas Fitri Atmoko)
Jayapura - Kepala Kepolisian Resor Supiori, Papua, AKBP Riyatan Anny mengatakan, pencarian lima warga yang berprofesi guru melibatkan 20 kapal setelah perahu yang mereka tumpangi dan berlayar dari Pelabuhan Pamdi ke Pulau Meosbepondi dihantam gelombang.
 
"Kami bersama Tim SAR gabungan melibatkan 20 kapal untuk mencari lima warga yang dikabarkan hilang," kata Kapolres Supiori AKBP Riyatan Anny saat berada di Kota Jayapura, Papua, Rabu (14/1).

Ia mengemukakan, pencarian itu masih terus dilakukan dengan Tim SAR dan Angkatan Laut dengan menyisir dari arah Biak Utara ke Biak Timur. Pencarian sempat terkendala ombak laut yang mencapai ketinggian empat meter. "Kami terus siaga, mencari di berbagai titik yang diduga sebagai tempat mereka terbawah arus, tetapi cuaca kurang bersahabat, selain ombak yang tinggi, curah hujan juga menghalangi pencarian," katanya.

Soal dugaan perahu yang berkekuatan 15 PK itu kelebihan muatan, Riyatan Anny membenarkan. "Selain lima orang itu, dugaan kami ada semen 10 sak dan gerobak. Kemungkinan kelebihan muatan dan terjadi cuaca buruk di laut," katanya.

Sebelumnya, Badan SAR Biak memperluas rute pencarian lima warga yang hilang di Perairan Pulau Meosbepondi Distrik Supiori Barat, sejak Sabtu malam (10/1). "Kini kami meluaskan wilayah pencarian hingga 78 meter dari rute awal kapal berangkat yang dimulai sejak pukul 07.00 WIT," kata Kepala SAR Biak, Marsudi.

Kelima warga Kepulauan Kabupaten Supiori yang dinyatakan hilang di Pulau Meosbepondi, Distrik Supiori Barat, itu, empat dewasa di antaranya guru Melkias Kafiar, guru Vince Kapitarauw, Fredrik Sawor, Mika Sawor serta satu anak-anak Fredrik Kafiar (10 tahun).[Hugo/MP/Berita Satu]


Share To:

https://m-papua.blogspot.com/?m=1

Post A Comment:

0 comments so far,add yours