Parade militer Korea Utara. reuters.com |
Megaphone PAPUA - Situasi di Semenanjung Korea semakin memanas setelah kemarin militer Korea Utara menembaki wilayah perbatasan yang dijaga militer Korea Selatan. Peristiwa itu dipicu oleh siaran pengeras suara milik Korsel yang menyiarkan propaganda anti Korut sejak pagi.
Serangan tembakan itu, menurut laporan stasiun televisi KBS News, terjadi pukul 16.00 waktu setempat.
Rupanya insiden serangan Korut ini masih terkait dengan rencana latihan perang antara Korsel dengan Amerika Serikat yang akan digelar 28 Agustus mendatang.
Latihan diberi sandi 'Ulchi Freedom' itu disebut provokasi serius terhadap stabilitas semenanjung Korea. Ada 50 ribu tentara Korsel terlibat di dalamnya, bersama 30 ribu pasukan AS.
"Jika berkeras menggelar operasi militer skala besar bersama Amerika... itu sama artinya menyatakan perang pada Korut," tulis pernyataan resmi Pyongyang seperti dilansir Yonhap.
Karena terpancing, militer Korea Selatan pun membalas tembakan itu beberapa kali.
Tabloid Mirror menyatakan tembakan balasan itu terjadi setelah Presiden Korsel Park Geun Hye menyatakan akan menindak tegas Korut jika membahayakan warga Korea Selatan.
Korut dan Korsel pernah berperang pada 1950-1953. Konflik bersenjata itu berakhir lewat gencatan senjata dan bukan perjanjian damai. Pyongyang awal bulan ini menegaskan gencatan senjata itu sudah tidak berlaku lagi.
Bagaimana sesungguhnya peta kekuatan militer antara Korea Utara dan Korea Selatan?
Sumber: MERDEKA
Post A Comment:
0 comments so far,add yours